LINGGAUKLIK-Disaat bulan Ramadan Saat ini, pastinya cincau hitam sangat dicari untuk menu buka puasa, sehingga ini menjadi berkah bagi para pengusaha cincau hitam yang ada di Kota Lubuklinggau.
Pastinya karena pembuatan cincau meningkat drastis, para produksi cincau mulai meningkatkan jumlah produksinya.
Seperti produksi cincau milik Endi Suyuno yang berada di Jalan Dayang Torek, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau.
Endi Suyono mengaku jika hari biasa hanya memproduksi 100 loyang cincau,
menjelang ramadhan produksi cincau hitam meningkat lebih dari sepuluh kali lipat, yakni 1.500 hingga 2.000 loyang cincau perhari.
“Kalau hari biaso paling 100 baskom produksinya, karena yang beli cincau hari biasa itu paling tukang Es,”kata Endi Suyono saat diwawancarai wartawan, Jumat (24/3/2023).
Nah sambung dia, beda dengan bulan ramadan saat ini, dimana permintaan pasar meningkat, sehingga produksi cincaunya mencapai ribuan.
Endi menyebut, cincau produksinya banyak dipasarkan di pasar satelit dan pasar Inpres, dimana untuk satu loyang cincaunya dia jual dengan harga Rp.15 ribu.
Selain itu, cincau produksinya juga dijual hingga keluar kota, seperti wilayah Curup dan Kepahyang Provinsi Bengkulu. Warga disana sangat menggemari cincau produksinya.
“Alhamdulillah ya, ini berkah bagi kita, dan memang di awal-awal puasa produksi meningkat, bahkan modal produksipun meningkat,”ungkap ia.
Diapun menjelaskan pengalaman sebelumnya, jika meningkatkan produksi cincau di bulan ramadan, biasanya hanya bertahan sampai setengah bulan saja, setelah itu produksi akan kembali menurun.
Dia mengaku, produksi cincau akan menurun drastis, biasanya produksi mencapai 2.000 loyang, dan setelah itu produksi cincau hanya 300 loyang saja.
“Setangah bulan, pada saat itu, orang sudah mulai memikirkan untuk lebaran,”ucap dia.
Endi pun menjelaskan, memproduksi cincau sudah sejak tahun 2003 hingga saat ini, dan dia mengaku mendapatkan ilmu pembuatan cincau dari ayahnya sendiri.
“Saya sejak SD sudah ikut ayah saya membuat cincau, jadi usaha cincau kami ini sudah menjadi turun-menurun,”ungkap dia.
Diungkapkan Endi, jika cincau produksi miliknya dapat bertahan hingga 4 sampai 5 hari, karena takaran pemasakan antara daun cincau dan tepung tapioka resepnya harus cocok.
Bahkan proses memasaknya juga harus dengan waktu yang cukup, karena semakin lama dia dimasak, maka hasilnya akan semakin bagus dan bisa bertahan lebih lama.
Endi juga mengungkapkan, karena di Lubuklinggau tidak ada yang menjual daun cincau, sehingga dia mendapatkan daun cincau itu dibeli dari Pulau Jawa.(rdw)
You must be logged in to post a comment Login