LINGGAUKLIK-Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) menetapkan 26 tersangka dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumsel.
Berdasar laporan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumatera Selatan, hingga saat ini sudah ada 16 kasus pembakaran lahan dan hutan yang disengaja dilakukan oleh petani.
“Dari 26 tersangka, 6 perkara sudah ke tahap P21, dan semua tersangka merupakan Masyarakat, mereka adalah petani dan belum ada yang korporasi,”kata Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Selatan Irjen Albertus Rachmad Wibowo seusai kegiatan Latpra Ops Stop Karhutla di Mapolda, Senin (11/9/2023).
Oleh karena itu kata Rachmad, karena tersangka ini banyak dari kalangan petani mereka membakar lahan untuk membuka area perkebunan, maka dari itu dia meminta anggotanya kelapangan untuk menyampaikan sosialisasi pencegahan kepada warga terkait larangan pembukaan lahan dengan cara dibakar.
Target saat ditegaskan Kapolda, bukan memadamkan api, karena memadamkan api itu sangat sulit, karena menurut dia memadamkan api yang paling efektif itu hanya dengan menggunakan Helikopter.
“Nanti dilapangan bersama sama dengan babinsa dan bhabinkamtibmas dan tokoh tokoh masyarakat melakukan upaya pencegahan,”terang Kapolda.
Sedangkan sambung Kapolda, secara deduktifnya pencegahan Karhutla, adalah dengan mencarikan solusinya, bagaimana cara membuka lahan agar tidak dengan cara dibakar, jadi disini mereka para petani dicarikan jalan keluar agar meminta bantuan dari perusahaan perusahaan perkebunan, untuk meminjam alat nanti mereka tingga bayar bahan bakarnya.
Akan tetapi jelas Kapolda untuk membeli bahan bakar itu pasti memerlukan modal, untuk itu masalah biaya, itulah semua pihak harus terlibat, Kapolda meminta bagaimana cara penggunaan anggaran Dana Desa, agar bisa digunakan untuk membantu para petani dalam pembukaan lahan dan itu yang mesti harus dipelajari bagaimana caranya.
Mereka jelas Kapolda, yang melakukan pembakaran lahan ini pelakunya rata-rata petani, mereka tidak teredukasi dengan baik, mereka juga secara ekonomi sudah terbatas, mereka juga butuh makan.
“Nah makanya ini kita tak bisa sendiri untuk pencegahan karhutla, harus secara komprehensif melibatkan seluruh komponen bangsa,”tutupnya.
Sementara itu, Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera selatan mencatat selama musim kemarau dari Agustus sampai dengan september saat ini terdata sebaran titik panas (Hotspot) di Sumsel terdeteksi ada 1.734 Hotspot kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah).(rdw)
You must be logged in to post a comment Login