Connect with us

Kreatif, Petani di Desa Napal Licin Gunakan Kincir Air Untuk Persawahan

Foto nampak calon Wakil Bupati nomor urut 1 Ustad Innayatullah saat melihat kincir air di Desa Napal Licin

Muratara

Kreatif, Petani di Desa Napal Licin Gunakan Kincir Air Untuk Persawahan

MURATARA,LK-Musim kemarau bagi sebagai petani di Kabupaten Muratara cukup membingungkan. Pasalnya sawah mereka tidak bisa terairi lantaran menyusutnya sumber air.

Namun hal ini tidak dirasakan petani di Desa Napal Licin, Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Muratara untuk mengairi sawah, mereka mengandalkan kincir air yang dipasang di aliran sungai.

Sementara calon Wakil Bupati nomor urut 1 (satu) H. Innayatullah saat menghadiri kampanye dialogis dan pemaparan visi dan misi di Desa Napal Licin, sempat belusukan dan mengunjungi kincir air.

Jarak Perkampungan warga dengan kincir air, itu cukup jauh kalau menggunakan jalan darat, sehingga Ustad Inayah bersama tim harus menggunakan jalur sungai.

Dengan menggunakan perahu kayu bermesin, Ustad Inayah bersama tim menuju ke arah kincir air. Sekitar 15 menit perjalanan tiba ditempat kincir air itu berada.

Nampak kincir berputar karena arus air yang deras, saat kincir berputar air masuk kedalam wadah bambu yang dirancang warga, lalu mengikuti kincir beputar.

Setelah tiba di atas, air dari dalam bambu keluar dan mengalir ke aliran sawah warga.

“Petani di sini sangat kreatif, guna mengaliri air ke sawahnya, mereka membuat kincir air,”kata Ustad Innayatullah.

Dikatakan Ustad, jika nanti memenangkan pesta Demokrasi ini, tentu ia ingin membantu warga dengan menambah kincir air, misal sekarang ada 2 kincir, bisa saja ditambah lagi.

Menginjak sisi Sungai, menghentikan langkahnya, menatap barisan benda berbentuk roda besar yang berputar perlahan, deretan kincir air yang selama ini menjadi penyelamat para petani dari dampak kemarau panjang.

Secara swadaya dan bergoyong-royong warga di sana membuat kincir untuk mengalirkan air dari aliran Sungai.

Bahan yang digunakan membuat kincir air pun sangat sederhana menggunakan bambu dan sejumlah papan kayu.

“Berkat kincir air ini, sejumlah petani di desa tetap bisa bercocok tanam meski dilanda kemarau panjang,”tutupnya.(rdw)

Penulis : Sudirman – copyright@linggauklik.com 2020

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

More in Muratara

Trending

Terkini

LinggauKlik

To Top