Connect with us

Dua Wartawan Terpeleset di Lereng Bukit Sulap, Bunga Bangkai Ejek Dengan Aroma Busuk

Foto nampak.bunga bangkai yang tumbuh di lereng bukit sulap Kota Lubuklinggau, bunga nampak mekar dan disana mengeluarkan aroma busuk

Lubuklinggau

Dua Wartawan Terpeleset di Lereng Bukit Sulap, Bunga Bangkai Ejek Dengan Aroma Busuk

LINGGAUKLIK-Menjadi Jurnalis adalah pekerjaan berat yang memiliki banyak risiko, seorang jurnalis sejati dalam membuat karya tulisan bukan pekerjaan remeh, banyak rintangan dan bahaya yang harus dilalui.

Dalam peliputan berita, jurnalis harus memiliki mental yang kuat, risiko mempertaruhkan nyawa sudah pasti ada didepan, seperti saat mengumpulkan informasi dilapangan terkadang alam dan cuaca juga adalah rintangannya.

Menjadi jurnalis bukanlah pekerjaan mudah. Jurnalis adalah pekerjaan besar yang harus ditekuni dengan penuh dedikasi. Jadi, bagi kamu yang ingin menjadi jurnalis, pastikan kalau kamu sudah memiliki tekad dan kemauan yang kuat di bidang itu. Karena tanpa adanya tekad dan dedikasi, sudah pasti kamu tak akan kuat berlama-lama menjadi jurnalis.

Di Hari Pers Nasional yang jatuh hari ini tanggal 9 Februari 2022, sebuah kisah terjadi kepada dua wartawan yang bertugas di Kota Lubuklinggau, demi mengabarkan informasi kepada masyarakat perihal peristiwa alam bunga bangkai atau Suweg atau Amorphophallus paeoniifolius, keduanya terpeleset di lereng bukit sulap.

Namun keduanya, tidak mengalami peristiwa yang serius, hanya saja pakaian seperti jeans dan sepatu yang digunakan kotor, itu akibat dari kondisi tanah yang licin dan basah karena hujan.

Kedua wartawan itu yakni jurnalis Linggauklik dan juga Jurnalis dari Televisi Nasional yakni MetroTv. Saat itu Senin (7/2/2022) sekitar pukul 09.00 WIB, keduanya ingin melaksanakan peliputan sebuah flora yang menjadikan bukit sulap sebagai habitatnya.

“Kita saat itu sedang akan melihat kondisi bunga bangkai yang tumbuh di lereng bukit sulap, kita akan melihat apakah bunganya sudah mekar,”kata Beni sang jurnalis MetroTv,  (9/2/2022).

Dengan menggunakan sepeda motor Benny bersama dengan jurnalis Linggauklik yakni penulis berita ini, menuju lokasi bunga bangkai itu tumbuh. Setiba dilokasi Benny lalu menuju ke arah bunga bangkai.

Akan tetapi,  kerena bungai bangkai itu tumbuh di lereng bukit, tentu keberadaanya di kemiringan, sehingga dia mencoba untuk melihat dari arah bawah bunga.

Tiba-tiba “Bedebuk”… terdengar suara seperti durian jatuh, eh ternyata itu adalah suara tubuh Benny yang terpeleset di lereng jurang bukit sulap dan diatasnya ada bunga bangkai yang mengeluarkan aroma busuk. Aroma busuk itu, seperti.meberikan ejekan.

Adohhh…. haha…. suara Benny terkejut sambil tertawa, terdengar dikuping  jurnalis linggauklik. Lalu Benny pun langsung membersihkan celanannya yang kotor karena tanah coklat yang basah.

Terdengar suara sayup, Benny memberikan himbauan kepada sang Jurnalis Linggauklik, agar hati-hati kalau mau turun kebawa karena jalannya licin, dia saja baru saja terpeleset.

“Awas ding, dibawah licin, aku terpeleset,”ujar Benny menghimbau

Namun Jurnalis Linggauklik tidak terlalu menghiraukan himbauan dari Benny, dia tetap santuy dan berlagak seperti orang yang selalu beruntung, bahwa apa yang dialami oleh Benny tak akan terjadi kepada dirinya.

Namun, apa yang dipikirnya itu ternyata tak seindah yang dibayangkan sang Jurnalis Linggauklik. tiba-tiba saat dia akan turun kebawah, sepatu yang digunakan jurnalis linggauklik tidak memiliki daya cengkram yang kuat.

Sratttttttt… bunyi dedahan yang patah, karena sang jurnalis linggauklik terjatuh, karena terpeleset.

“Adooyyyy….haha…kotor dak kak celano aku,”ujar Jurnalis linggauklik bernama Oding saat menyaut Benny yang berada tidak jauh dari kondisi terjatuh.

“Tidak ding, sedikit kotornya, lebih kotor celana kakak,”saut Benny menjawab.

Tentunya karena peristiwa itu, menjadikan ini sebagai pengalamanan dalam hal seorang jurnalis dalam peliputan berita. Selain itu sialnya lagi, peliputan pun saat itu harus dibatalkan karena bungai bangkainya belum mekar sempurna.

Sehingga pada dua hari setelahnya, yakni hari ini Rabu (9/2/2022) bunga bangkai sudah mekar sempurna, sehingga wartawan melakukan peliputan.

Bunga bangkai adalah bunga yang sering tumbuh di lereng bukit sulap disaat musim hujan tiba, dan bukit sulap sudah menjadi habitat dari bunga yang mengeluarkan aroma busuk itu.

Kali ini bunga bangkai ini tumbuh dengan ukuran yang cukup jumbo, Kelopak bunga berwarna merah keunguan dengan putik berwarna kuning dan bagian atas berwarna merah hati serta mengeluarkan aroma tidak sedap yang tercium hingga beberapa meter.

Menurut pengunjung bernama Ansori warga Lubuklinggau, bunga bangkai ini saat berada didekat tercium aroma busuk, bunga ini mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

Meskipun begitu, Ansori menyebit bunga Bangkai ini harus dijaga kelestariannya, karena ini menjadi ikon tumbuhan yang ada di Bukit Sulap.

Dia memgajak pengunjung dan Masyarakat sekitar, agar menjaga ekosistemnya, dan jangan perna merusak alam, karena alam adalah ciptaan sang maha kuasa yang indah.

“Mari kita jaga kelestarian alam, jangan dikotori ataupun dirusak,”ujar Ansori kepada wartawan.

Dia sebagai Masyarakat Kota Lubuklinggau sangat bangga dengan adanya timbuhan ini, karena bunga ini hanya bisa dijumpai di waktu waktu tertentu saja yakni saat musim hujan tiba.(rdw)

Penulis : Sudirman – copyright@linggauklik.com 2022

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

More in Lubuklinggau

Trending

Terkini

LinggauKlik

To Top